Rabu, Januari 07, 2009

PERSENJATAAN PESAWAT TEMPUR MODERN

Dari masa kemasa kemampuan pesawat tempur terus dikembangkan. Pengembangan tersebut menitik beratkan pada pengintegrasian weapon system dengan aerodynamis, propulsi dan avionic. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah pesawat tempur ditentukan dari jenis dan jumlah persenjataan yang mampu dibawanya.
Jenis persenjataan yang diusung oleh pesawat tempur dibedakan berdasarkan misi yang dilaksanakan, sehingga persenjataan pada misi air to air akan berbeda dengan persenjataan pada misi air to ground. Jauhnya jarak jangkau, akurasi perkenaan, kemampuan segala cuaca serta resistan terhadap terinteferensi merupakan kriteria umum yang harus dipenuhi oleh semua system persenjataan.

Pengalaman selama perang udara terdahulu menyimpulkan bahwa persenjataan yang paling efektif dalam misi air to air adalah gun (canon), rudal jarak dekat dan rudal jarak menengah (>8 Km (4,2 Nm)). Gun merupakan senjata yang paling efektif untuk jarak dekat sampai dengan jarak 1 Km. Selain itu gun dapat digunakan dalam misi air to air maupun misi air to ground. High rate of fire merupakan kriteria yang harus dipenuhi oleh semua jenis “modern” gun.

Kelemahan yang paling besar dari gun adalah jarak tembak efektifnya yang relative dekat. Sampai dengan jarak 1 Km (3300 ft), gun sangat efektif, tapi di atas jarak 2 Km (6600 ft) penggunaannya. sudah tidak efektif. Sehingga untuk menutupi kelemahan tersebut pada pesawat tempur dilengkapi dengan rudal jarak pendek pencari sinar infra merah (infrared missile). Infrared missile menerima respon dari bagian panas pada targetnya (misalnya exhaust nozzle, skin pesawat dll). Karena infrared missile mengejar target-target yang memancarkan infra merah maka ia secara otomatis langsung menuju target tanpa dengan mudah dikacaukan oleh alat-alat electronic. Tetapi bagaimanapun juga kelemahan dari rudal ini, ketidakmampuannya membedakan lawan atau kawan sehingga prosedure penembakannya harus benar-benar dilaksanakan, selain itu daya responnya terhadap target sangat tergantung pada kondisi cuaca.

Untuk jarak menengah dan jauh maka digunakan rudal dengan system control semi aktive radar (radar-controlled missile). Missile diarahkan menuju target dengan menggunakan panduan radar yang dipancarkan oleh pesawat tersebut. Dibandingkan infrared missile maka rudal jenis ini sangat cocok untuk segala cuaca karena radar beam sebagai pemandu tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca. Tetapi bagaimanapun juga pesawat tempur yang meluncurkannya harus selalu memancarkan radar beam-nya sampai missile mencapai target selain itu radar beam tersebut dapat dikacaukan dengan system elektronic countermeasure (ECM).

Dalam pembahasan senjata untuk misi air to ground, persenjataan akan dibedakan berdasarkan apakah persenjataan tersebut digunakan untuk sasaran berupa area atau sasaran berupa suatu point tertententu. Cara yang paling mudah untuk menghancurkan sebuah area yaitu dengan melepaskan bom dalam jumlah yang banyak dan dengan jarak yang berdekatan (carpet of bomb). Cara ini biasanya akan menggunakan bom-bom jatuh bebas (free falling bomb). Jika bom akan dilepaskan pada ketinggian rendah , maka bom-bom yang akan dilepaskan harus menggunakan perlengkapan yang dapat menambah gaya hambat (built-in braking device) seperti brake parachute atau brake flaps. Sehingga akan menambah waktu yang dibutuhkan bom sampai ke target dan pesawat yang melepaskannya dapat memiliki waktu yang cukup untuk sampai pada posisi yang aman terhadap ledakan bom-bom tersebut. Selain dengan cara carpet of bomb, cara lain yang efektif yaitu dengan menggunakan scatter bomb, dimana bagian luar dari bom ini akan terbuka setelah dilepaskan dari pesawat . Kemudian dari dalamnya keluar bom-bom kecil dalam jumlah yang banyak. BL-755 buatan Inggris merupakan salah satu jenis bom ini.

Pin point target dapat berupa target diam ataupun target bergerak. Senjata klasik yang digunakan untuk pin point target yaitu gun. Sampai dengan saat ini gun telah mengalami perkembangan bahkan sangat effektif untuk menyerang tank-tank. Dengan berkembangnya system pertahanan udara maka pesawat-pesawat penyerang hanya akan mendekati targetnya jika betul-betul diperlukan. Senjata dengan teknologi modern akan memungkinkan hal tersebut, pesawat tempur dapat berada pada jarak yang aman dari serangan pertahanan musuh tapi tetap dapat menyerang target dengan efektif. Sejata dengan system pemandu telah dikembangkan untuk tujuan tersebut sehingga memiliki akurasi yang tinggi. Senjata-senjata tersebut dapat berupa bom jatuh bebas atau yang memilki system propulsi seperti rudal udara ke darat (air to ground missile).

Pengetahuan tentang target merupakan syarat agar senjata yang relative mahal ini dapat digunakan secara efektif. Target harus ditemukan oleh pesawat walaupun dalam kondisi cuaca buruk. Hal ini membutuhkan peralatan avionic yang sesuai untuk menuntun bom atau rudal sampai ke target. Ada tiga system yang tersedia sebagai guiding system yaitu Infra-red (IR), TV dan Laser.

Beberapa “smart bomb”, bom jatuh bebas dan rudal buatan Amerika dilengkapi dengan laser target-seeking heads. Smart bomb (Homing Bomb System, HOBOS) telah dikembangkan dari bom-bom konvensional .dan dilengkapi dengan system pemandu laser atau TV dan penambahan control permukaan. Untuk menambah jarak tempuh, bom-bom berpemandu ini diberikan tambahan sayap-sayap. Bom-bom jatuh bebas yang dilengkapi sayap yang dapat dilipat dan memanjang setelah dilepaskan akan dapat menempuh jarak sampai dnegan 100 Km (54 Nm). Tapi bagaimanapun juga bom-bom tersebut harus dilengkapi dengan system kemudi dan alat pengukur jarak (distance measuring equipment/DME)

Persenjataan modern akan selalu dibuat dengan tingkat akurasi yang semakin tinggi, daya hancur yang besar dan resiko yang serendah-rendahnya. Perkembangan persenjataan pesawat tempur ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga siapa yang menguasai teknologi dialah yang terkuat.

Selasa, Januari 06, 2009

9/11 Tragedy Effect

After 9/11 tragedy, global security challenge has been changed. World have focused on terror being used as a weapon by the weak against the strong. There is no doubt because it was a horrifying disaster with more live lost of terrorism than in 50 years of terrorist attack in Ireland and Israel without any kind of unconventional weapon being deployed. In this passage I will explain some changes in global security challenge.

Firstly, change of International attitude toward terrorism. After WTC tragedy, United Nation Security Council approved resolution 1368, which reaffirmed the UN’s commitment “to combat by all means threats to international peace and security caused by terrorist acts”. Several time later, Security Council Resolution 1373 was approved. It called for the prevention and suppression of terrorism financing and greater exchange of the operational needed by UN members to fight terrorism. All of these commitments became US justification to attack Afghanistan in order to find Osama Bin Laden, leader of Al Qaeda that was responsible for the tragedy.

Secondly, in the pass global security was threatened by power which had great armies and high technology military capabilities such as fascism, and communism. Now, it’s threatened by power which has mass destruction weapon. Terrorism often target innocent people in order to create circumstance of fear, intimidation, and insecurity. Therefore many terrorists have relied on mass destruction weapon such as high explosive bomb, chemical, biological, and nuclear weapon. For example, suicides Bali bombing tragedy in 2003, terrorist used C4 high explosive bomb to attack two restaurant in the middle of the town. Besides that the discovery in 2001 of anthrax spores mailed in United States. However it’s more difficult to detect this power of terrorism than others power previously. Because it doesn’t appear over surface and it is usually underground activity.

Thirdly, war of terrorist is not the war between nations as previous war but it is global war between all of nations against terrorist violence and chaos. They find themselves in the same side and will cooperate to deny, contain, and curtail terrorist activity. For instance, there were cooperation between Indonesia Police, Australia Police and Malaysia police to solve and catch the suspect of terrorist attack in Bali bombing tragedy. Another example, in 2003 Indonesia Police sent some of their personnel to be trained by German Special Police to become anti terrorist police.

In conclusion, terrorist attack in New York September 11th, 2001 has change the global security challenge. Now the world faces on terrorist power which can be extraordinarily disruptive and violent. It’s very different with threat in the past, so all nations have to change their global security strategy in order to be prepared to defeat new horrible threat, terrorism.